identifikasi ikan
Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat tinggi, sedikitnya terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar.
Identifikasi Ikan
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan terhadap kekayaan jenis ikan Indonesia, pengungkapan potensi beserta pemanfaatannya maka Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) sebagai organisasi profesi di bidang ikan terpanggil untuk memberikan pelayanan berupa ”Pelatihan Teknik Identifikasi Ikan’ kepada para anggota dan semua pihak yang membutuhkannya
Materi yang diberikan pada Pelatihan Teknik Identifikasi Ikan disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta. Beberapa materi dasar pada pelatihan tersebut antara lain:
Para pengajar pada pelatihan Teknik Identifikasi Ikan merupakan tenaga peneliti, dosen, dan praktisi yang sudah berpengalaman di bidang taksonomi baik di lapangan maupun laboratorium.
Jangka waktu untuk pelaksanaan pelatihan identifikasi ikan tergantung dengan paket/materi yang dibutuhkan oleh peserta. Untuk paket lengkap waktu pelatihan selama dua minggu (15 hari).
Pelatihan ini dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan akan menentukan besaran biayanya. Biaya untuk pelaksanaan pelatihan dapat ditanyakan langsung ke MII melalui e-mail atau telepon.
"Contoh Pengetahuan Dasar Identifikasi Ikan (Haryono, 2009)"
Identifikasi nama ilmiah ikan dilakukan dengan mengacu kepada buku-buku taxonomi, misalnya Weber & Beaufort (1911-1940), Smith (1945), Inger & Chin (1962), Kottelat et al. (1993), Mohsin & Ambak (1983); Roberts (1989; 1993), Axelrods et al (1995), Eschmeyer (1998), dan pustaka terkait lainnya.
Teknik Pengukuran dan Penghitungan
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan metoda konvensional dengan mengacu kepada Hubbs dan Lagler (1974) dan Kottelat et al. (1993). Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya.
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya
Pengukuran:
Panjang Total (PT):
Merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.
Panjang Standar (PS):
Ukuran panjang ini banyak digunakan oleh para taksonomis, diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip ekor.
Tinggi Badan (TB):
Diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak termasuk sirip. Biasanya pada awal sirip punggung sampai ke pangkal sirip perut.
Panjang Pangkal Ekor (PPE):
Diukur mulai bagian akhir dari pangkal sirip dubur sampai pertengahan pangkal sirip ekor.
Tinggi Pangkal Ekor (TPE):
Merupakan bagian yang paling rendah dari pangkal ekor.
Panjang di Depan Sirip Punggung (PDP):
Diukur mulai moncong terdepan sampai awal dari pangkal jari-jari sirip punggung pertama.
Panjang Pangkal Sirip Punggung (PPP) atau Sirip Dubur (PPD):
Diukur mulai pangkal jari-jari pertama sampai pangkal jari-jari sirip terakhir.
Tinggi Sirip Punggung (TSP) atau Sirip Dubur (TSD):
Diukur berdasarkan jari-jari sirip yang terpanjang mulai dari pangkal sampai ujungnya.
Panjang Sirip Dada (PSD) atau Sirip Perut (PSP):
Panjang ini diukur mulai dari pangkal sirip sampai ujung filamen terpanjang.
Panjang Kepala (PK):
Diukur dari ujung bibir atas sampai bagian paling belakang dari tutup insang.
Lebar Kepala (LK):
Merupakan bagian yang paling lebar dari jarak antar kedua tutup insang.
Tinggi Kepala (TK):
Diukur mulai dari pertengahan kepala sampai pertengahan dada.
Panjang Moncong (PM):
Diukur mulai ujung moncong sampai awal kelopak mata.
Diameter Mata (DM):
Merupakan jarak paling lebar dari mata
Panjang Rahang Atas (PRA):
iukur mulai ujung bibir atas sampai bagian akhir tulang rahang atas
Penghitungan:
Sisik.
Terdapat dua tipe sisik pada ikan yang ada di wilayah Indonesia, yaitu sikloid dan stenoid. Kedua sisik ini dibedakan berdasarkan bentuk dari bagian belakang sisik, pada sikloid relatif halus sedangkan pada stenoid pinggirannya bergerigi kasar.
Gurat Sisi:
Merupakan jumlah sisik berpori di sepanjang gurat sisi, bisa sempurna atau terputus, dihitung mulai sisik di belakang tutup insang sampai sisik pada pertengahan pangkal ekor.
Sisik Melintang Badan:
Dihitung berdasarkan jumlah sisik di atas gurat sisi sampai pangkal sirip punggung, dan di bawah gurat sisi sampai pangkal sirip dubur.
Sisik Sebelum Sirip Punggung:
Jumlah sisik pada pertengahan punggung mulai dari pertangahan kepala sampai awal sirip punggung.
Sisik Pada Pipi:
Jumlah baris sisik antara mata dan preoperkulum.
Sisik Melingkar Pada Pangkal Ekor:
Jumlah baris sisik yang melingkari batang ekor pada bidang yang tersempit.
Sirip.
Sirip punggung, dubur dan ekor disebut dengan sirip tengah dan tunggal; sedangkan sirip dada dan perut disebut dengan pasangan sirip.
Duri atau Jari-Jari Keras. Jari-jari sirip pada bagian depan yang tidak bersekat dang mungkin mengeras
Jari-Jari Lemah.
Bagian sirip yang lunak atau bersekat dan umumnya bercabang.
Sumber:
Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit LIPI Press, Jakarta.
Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat tinggi, sedikitnya terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar. Untuk menentukan berapa jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi (Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adaah Teknik Identifikasi.
Dalam pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah hal
yang mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper,
kaca pembesar, mikroskup, dan lainnya); buku/pustaka mengenai taksonomi,
pengenalan jenis, dan pustaka terkait.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan terhadap kekayaan jenis ikan Indonesia, pengungkapan potensi beserta pemanfaatannya maka Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) sebagai organisasi profesi di bidang ikan terpanggil untuk memberikan pelayanan berupa ”Pelatihan Teknik Identifikasi Ikan’ kepada para anggota dan semua pihak yang membutuhkannya
Materi yang diberikan pada Pelatihan Teknik Identifikasi Ikan disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta. Beberapa materi dasar pada pelatihan tersebut antara lain:
- Pengetahuan dasar mengenai taksonomi/bosistematik
- Teknik pengambilan sampel ikan
- Teknik pengawetan/preservasi spesimen di lapangan
- Teknik prosesing di laboratorium
- Teknik penghitungan karakter meristik
- Teknik pengukuran karakter morfometrik
- Teknik/metoda analisa data morfomterik
- Teknik validasi nama ilmiah
- Teknik penulisan laporan dan naskah ilmiah mengenai taksonomi ikan/jenis baru
Para pengajar pada pelatihan Teknik Identifikasi Ikan merupakan tenaga peneliti, dosen, dan praktisi yang sudah berpengalaman di bidang taksonomi baik di lapangan maupun laboratorium.
Jangka waktu untuk pelaksanaan pelatihan identifikasi ikan tergantung dengan paket/materi yang dibutuhkan oleh peserta. Untuk paket lengkap waktu pelatihan selama dua minggu (15 hari).
Pelatihan ini dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok dan akan menentukan besaran biayanya. Biaya untuk pelaksanaan pelatihan dapat ditanyakan langsung ke MII melalui e-mail atau telepon.
"Contoh Pengetahuan Dasar Identifikasi Ikan (Haryono, 2009)"
Identifikasi nama ilmiah ikan dilakukan dengan mengacu kepada buku-buku taxonomi, misalnya Weber & Beaufort (1911-1940), Smith (1945), Inger & Chin (1962), Kottelat et al. (1993), Mohsin & Ambak (1983); Roberts (1989; 1993), Axelrods et al (1995), Eschmeyer (1998), dan pustaka terkait lainnya.
Teknik Pengukuran dan Penghitungan
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan metoda konvensional dengan mengacu kepada Hubbs dan Lagler (1974) dan Kottelat et al. (1993). Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya.
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya
Panjang Total (PT):
Merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai moncong terdepan sampai jari-jari sirip ekor terpanjang.
Panjang Standar (PS):
Ukuran panjang ini banyak digunakan oleh para taksonomis, diukur mulai moncong terdepan sampai pangkal sirip ekor.
Tinggi Badan (TB):
Diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak termasuk sirip. Biasanya pada awal sirip punggung sampai ke pangkal sirip perut.
Panjang Pangkal Ekor (PPE):
Diukur mulai bagian akhir dari pangkal sirip dubur sampai pertengahan pangkal sirip ekor.
Tinggi Pangkal Ekor (TPE):
Merupakan bagian yang paling rendah dari pangkal ekor.
Panjang di Depan Sirip Punggung (PDP):
Diukur mulai moncong terdepan sampai awal dari pangkal jari-jari sirip punggung pertama.
Panjang Pangkal Sirip Punggung (PPP) atau Sirip Dubur (PPD):
Diukur mulai pangkal jari-jari pertama sampai pangkal jari-jari sirip terakhir.
Tinggi Sirip Punggung (TSP) atau Sirip Dubur (TSD):
Diukur berdasarkan jari-jari sirip yang terpanjang mulai dari pangkal sampai ujungnya.
Panjang Sirip Dada (PSD) atau Sirip Perut (PSP):
Panjang ini diukur mulai dari pangkal sirip sampai ujung filamen terpanjang.
Panjang Kepala (PK):
Diukur dari ujung bibir atas sampai bagian paling belakang dari tutup insang.
Lebar Kepala (LK):
Merupakan bagian yang paling lebar dari jarak antar kedua tutup insang.
Tinggi Kepala (TK):
Diukur mulai dari pertengahan kepala sampai pertengahan dada.
Panjang Moncong (PM):
Diukur mulai ujung moncong sampai awal kelopak mata.
Diameter Mata (DM):
Merupakan jarak paling lebar dari mata
Panjang Rahang Atas (PRA):
iukur mulai ujung bibir atas sampai bagian akhir tulang rahang atas
Penghitungan:
Sisik.
Terdapat dua tipe sisik pada ikan yang ada di wilayah Indonesia, yaitu sikloid dan stenoid. Kedua sisik ini dibedakan berdasarkan bentuk dari bagian belakang sisik, pada sikloid relatif halus sedangkan pada stenoid pinggirannya bergerigi kasar.
Gurat Sisi:
Merupakan jumlah sisik berpori di sepanjang gurat sisi, bisa sempurna atau terputus, dihitung mulai sisik di belakang tutup insang sampai sisik pada pertengahan pangkal ekor.
Sisik Melintang Badan:
Dihitung berdasarkan jumlah sisik di atas gurat sisi sampai pangkal sirip punggung, dan di bawah gurat sisi sampai pangkal sirip dubur.
Sisik Sebelum Sirip Punggung:
Jumlah sisik pada pertengahan punggung mulai dari pertangahan kepala sampai awal sirip punggung.
Sisik Pada Pipi:
Jumlah baris sisik antara mata dan preoperkulum.
Sisik Melingkar Pada Pangkal Ekor:
Jumlah baris sisik yang melingkari batang ekor pada bidang yang tersempit.
Sirip.
Sirip punggung, dubur dan ekor disebut dengan sirip tengah dan tunggal; sedangkan sirip dada dan perut disebut dengan pasangan sirip.
Duri atau Jari-Jari Keras. Jari-jari sirip pada bagian depan yang tidak bersekat dang mungkin mengeras
Jari-Jari Lemah.
Bagian sirip yang lunak atau bersekat dan umumnya bercabang.
Sumber:
Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit LIPI Press, Jakarta.