Dinasti Zhou

Dinasti Zhou


Dinasti Zhou (1066-221 SM) adalah dinasti terakhir sebelum Tiongkok resmi disatukan di bawah Dinasti Qin. Dinasti Zhou adalah dinasti yang bertahan paling lama dibandingkan dengan dinasti lainnya dalam sejarah Tiongkok. Budaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman dinasti ini.

Dinasti Zhou menerapkan prinsip feodalisme dengan pembagian kekuasaan pemerintahan: para penguasa Zhou juga mengesahkan aturan yang menetapkan mereka sebagai mandat langit, di mana para penguasa memerintah atas mandat dari langit, mirip konsep dewa-raja pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Jika mandat dari langit dicabut, rakyat berhak menggulingkan penguasa tadi.

Hal penting pada masa Dinasti Zhou adalah lahirnya filsuf Tiongkok, Kong Hu Cu (Konfusius 551-479 SM). Dialah orang pertama pengembang sistem yang memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Tionghoa yang paling mendasar. Filosofinya menyangkut moralitas orang per orang dan cara-cara suatu pemerintah melayani rakyat telah mendarah daging dalam kehidupan dan kebudayaan orang Tionghoa selama lebih dari dua ribu tahun. Ajaran-ajarannya kemudian berkembang pesat dan menarik banyak pengikut Kong Hu Cu). lahirlah apa ang disebut Konfusianisme (ajaran

Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara-kota, dalam apa yang disebut Periode Perang dalam sejarah Tiongkok Kuno. Periode Perang (475-221 SM) adalah sebuah zaman di pengujung Dinasti Zhou Tiongkok, yang ditandai kekacauan pemerintahan akibat perang di antara berbagai negara-kota atau suku untuk merebut kekuasaan. Negara-negara yang berperang itu adalah Qin, Chu, Han, Qi, Zhao, Wei, dan Yan. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok. Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.

Sumber: Hapsari Ratna, Sejarah untuk kelas X, Penerbit Erlangga

LihatTutupKomentar