Perbedaan Pertanian Primitif, Tradisional, dan Modern
Ketika manusia pengumpul dan pemburu mulai berusaha mendapatkan tumbuhan sebagai sumber makanan, maka mulai terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan pemburu dengan pertanian primitif. Sebagai contoh, orang Semang yang sangat suka durian akan tinggal di dekat pohon durian untuk mencegah monyet atau binatang-binatang agar tidak menghabiskan buah durian itu. Orang-orang Semang juga menanam kembali sulur atau umbi liar ke dalam tanah setelah umbinya mereka ambil. Dengan cara ini tumbuhan tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Tindakan itu merupakan satu langkah menuju pertanian primitif. Setelah berabad-abad mengumpulkan tumbuh-tumbuhan, akhirnya mereka mendapat pengetahuan tentang kehidupan tumbuhan.
Perbedaan antara pertanian primitif dengan pertanian yang lebih maju tampak dalam penggunaan lahan. Pada per- tanian primitif penggunaan lahan dilakukan secara berpindah-pindah. Sebidang tanah ditanami sekali atau dua kali kemudian tanah tersebut ditinggalkan. Mereka mencari tanah baru berupa belukar atau hutan untuk dibersihkan lalu ditanami satu atau dua kali kemudian ditinggalkan kembali. Pada per- tanian primitif, kayu-kayu yang telah ditebang tidak dibuang dan ditanam, melainkan dibakar. Sistem pertanian itu kita kenal dengan nama huma atau shifting cultivation.
Pada pertanian yang telah maju, penggunaan lahan dilakukan pada tanah yang sama setiap tahun. Oleh karena itu, dinamakan pertanian menetap. Pertanian menetap tergantung kepada besarnya usaha manusia dalam mengatur pertumbuhan tanaman, sedangkan motivasi pengusahaannya dapat dibedakan dengan pertanian modern. Pada pertanian tradisional, petani menerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas tanaman sebagaimana adanya atau sebagaimana yang diberi- kan oleh alam. Bantuan terhadap pertumbuhan tanaman hanya sampai pada tingkat tertentu. Misalnya, penggunaan air yang tersedia dari alam atau disediakan melalui suatu sistem irigasi, menyingkirkan tumbuh-tumbuhan pengganggu, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar atau serangga dengan cara yang diturunkan oleh nenek moyang. Peternakan hanya merupakan kegiatan menjinakkan hewan, misalnya kerbau, kemudian menggunakan tenaganya. Perikanan hanya berupa penangkapan dan pemeliharaan ikan yang sederhana dan lebih tergantung kepada alam. Kehutanan berarti penebangan pohon-pohon tumbuh secara alami, meskipun dengan gergaji listrik.
Dalam pertanian modern, manusia menggunakan pikirannya untuk meningkatkan penguasaan terhadap semua faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha efisien. Masalah pertanian dihadapi secara alamiah. Penelitian irigasi dan drainase dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil maksimum. Pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan jenis varietas unggul yaitu berproduksi tinggi, respons terhadap pemupukan, umur genjah, dan tahan terhadap serangan penyakit. Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan dengan metode input (bibit, air, pupuk, dan alat-alat pertanian) secara ilmiah serta didorong oleh motivasi ekonomi untuk mendapatkan hasil dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk diolah untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi, sedangkan cara pengawetan hasil pertanian dikembangkan untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi.
Dikutip dari Sumber yang Relevan