Badak Bercula Satu Membutuhkan Rumah Kedua

 



Badak bercula satu memiliki nama ilmiah Rhinoceros sondaicus adalah salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia dan hewan ini berada pada status terancam punah. Badak bercula satu terdapat pada kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Badak bercula satu merupakan hewan endemik, artinya badak bercula satu hanya terdapat di daerah tersebut saja. 

Badak Jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa terganggu. Mereka berkumpul dalam jumlah terbatas dan hanya ketika bersama-sama mendinginkan badan di kolam kubangan yang sama, atau ketika musim kawin. Induk betina akan mengawal anaknya hingga berusia 2 sampai 3 tahun yang baru beranjak dewasa pada usia 6 tahun dimana rata-rata usianya mencapai 35 hingga 40 tahun. Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. 



Ujung Kulon yang merupakan tempat tinggal hewan ini dapat dikatakan kurang aman untuk populasi nya, mengingat aktivitas dari anak gunung Krakatau. Upaya untuk menghindari risiko aktivitas vulkanis (erupsi) gunung Anak Krakatau, sebagian populasi badak jawa (Rhinoceros sondaicus) akan dipindah dari habitat aslinya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ke Cagar Alam Sancang di Cikepuh, Sukabumi. Pemindahan populasi tersebut merupakan upaya untuk menjaga tren positif pelestarian salah satu satwa paling langka di dunia itu. Pada 1967, populasi badak jawa sempat sangat kritis, hanya tersisa 25 ekor di alam. Pada 1982 populasinya mulai meningkat menjadi 56 ekor, pada 1992 kembali turun menjadi 47 ekor, dan kini setelah melakukan berbagai upaya pelestarian populasinya mulai meningkat lagi menjadi 75 ekor. Karena itu, perlindungan ketat harus terus dilakukan supaya tren positif ini bisa terus terjaga dan tidak mengalami penurunan lagi.

Memindahkan badak bukan sekadar mengangkut mereka dari satu tempat ke tempat lain. Lokasi tersebut harus sudah siap ditinggali spesies badak paling langka di dunia tersebut. Banyak pertimbangan yang harus dilakukan sebelum pemindahan sebagian badak ke habitat kedua dilakukan. Selain dari kondisi badak itu sendiri seperti pemilihan induk badak yang dalam kondisi sehat, memiliki kekerabatan yang paling jauh dengan sesamanya, dan tentu, mampu bereproduksi, faktor kondisi lingkungan juga perlu dipertimbangkan seperti kondisi suhu, keadaan tanah, keberadaan air, kebradaan makanan, dan iklim. 


LihatTutupKomentar