KISAH SYAHID SANG SINGA ALLAH (PEMIMPINNYA PARA SYUHADA)

Setelah kaum kafir Quraisy kalah pada perang Badar oleh kaum muslimin yang hanya berjumlah 314 orang


Setelah kaum kafir Quraisy kalah pada perang Badar oleh kaum muslimin yang hanya berjumlah 314 orang, kaum kafir Quraisy ingin menuntut balas pada perang berikutnya, yakni Perang Uhud. 

Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan memerintahkan budak yang bernama Washyi (sebelum memeluk islam) untuk membunuh Hamzah sebagai bentuk balas dendam. Wahsyi dijanjikan akan dimerdekakan dan mendapat imbalan besar. 


Perang Uhud berkecamuk. Hamzah bertempur dengan gagah berani. Singkat cerita ketika terjadi kelengahan dari kaum muslimin yang sedang mengumpulkan harta rampasan perang, tiba tiba kaum kafir Quraisy atas perintah Khalid bin Walid (sebelum memeluk islam) memerintahkan untuk kembali ke medan perang. 

Hamzah terus menerjang musuh saat melihat kaum Muslimin makin terdesak. Ia tak menyadari dirinya menjadi incaran Wahsyi. Hingga ketika, Hamzah terjatuh dan baju besinya terbuka. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Wahsyi. Ia melemparkan tombaknya hingga mengenai pinggang bawah Hamzah. Hamzah pun roboh sebagai syahid. Setelah yakin Hamzah telah gugur, Wahsyi memberitahukannya kepada Hindun.

Wahsyi mendapatkan hadiahnya, serta Hindun yang dinaungi dendam yang amat besar kemudian membelah dada Hamzah dan mengunyah hati dari Hamzah. 

Kemudian Rasulullah mendekati jasad Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib, Singa Allah, Seraya berkata,”Tak pernah aku menderita sebagaimana yang kurasakan saat ini. Dan tidak ada suasana apa pun yang lebih menyakitkan diriku daripada suasana sekarang ini.”Nabi Muhammad SAW sangat marah sebab pamannya telah terbunuh dan diperlakukan secara keji. Namun Allah SWT menurunkan firmannya:

"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS An-Nahl: 126). 

Selanjutnya, kaum Muslimin yang masih hidup menyalatkan semua yang syahid. Jenazah Hamzah dishalatkan terlebih dahulu, lalu diletakkan di sebelahnya jenazah yang lain. Usai dishalatkan, jenazah itu dikuburkan, lalu diletakkan jenazah berikutnya untuk dishalatkan. Sedangkan jenazah Hamzah dibiarkan tanpa di pindahkan. Rasulullah dan kaum Muslimin menyalatkan para syuhada satu per satu, hingga jika dihitung, jenazah Hamzah dishalatkan sebanyak 70 kali.

Kematian Hamzah membuat Rasulullah SAW sangat terpukul. Rasulullah SAW bersabda: “Penghulu para syuhada pada hari kiamat adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib.” (HR. Al-Halim).

Semoga Kisah ini menjadi Inspirasi untuk kita semua.

Wallahu a’lam bishawab.

LihatTutupKomentar