Siapakah Fir'aun?

Siapakah Fir'aun?

fir'aun

Firaun digunakan sebagai gelar raja-raja Mesir Kuno sejak pemerintahan Thutmose III (sekitar 1479-1425 SM). "Firaun" secara harfiah berarti "rumah besar", menunjuk pada pengertian "istana", yaitu rumah kediaman raja. Kekuasaan para firaun bersifat absolut. Sebab, mereka menganggap diri keturunan Dewa Ra, dewa tertinggi dalam sistem kepercayaan masyarakat Mesir. Firaun juga sering dianggap sebagai penjelmaan Horus, yaitu dewa berkepala burung. Selain itu, julukan lainnya, seperti "Matahari Dua Dunia", "Tuan atas Mahkota", "Dewa yang Perkasa, "Keturunan Ra", "Yang Abadi", dan masih banyak lagi. Pada bagian depan dari mahkota firaun terpancang bentuk tiruan ular kobra (uraeus), binatang yang dianggap suci oleh orang Mesir. Sebagai dewa, titah firaun dianggap hukum. Kendati demikian, dalam praktiknya kekuasaan firaun harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan lain dalam sistem pemerintahan Mesir, seperti pemuka agama (imam), para pembesar (bangsawan), dan para pemimpin militer.

Karena dianggap keturunan dewa sekaligus wakil bangsa Mesir di hadapan para dewa, hasrat orang Mesir memperoleh kedamaian dalam kehidupan di dalam baka ditumpukan kepadanya. Oleh karena itulah, sebagai langkah penghormatan dan agar harapan itu terkabul, maka jika wafat, seorang firaun akan dimakamkan bersama sejumlah harta benda, termasuk semua benda yang disayanginya sebagai bekal kubur, Orang Mesir juga percaya bahwa jiwa dari manusia yang telah meninggal akan hidup jika tubuhnya masih dalam keadaan utuh. Karena alasan inilah, jenazah firaun dan pembesar penting lainnya diawetkan menjadi mumi.

LihatTutupKomentar