Penanggulangan Masalah Sampah di Pondok Pesantren

sampah organik


Sampah merupakan permasalahan utama yang dihadapi hampir di semua tempat, baik di kota atau di desa.  Sampah juga menimbulkan aroma tidak sedap yang disebabkan oleh pembusukan pada tumpukan sampah. Kondisi ini semakin diperkeruh dengan tingginya produksi sampah yang melebihi sarana dan pelayanan pengelolaan sampah yang ada.

Pondok pesantren merupakan salah satu sumber sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Sampah pondok pesantren bisa menimbulkan dampak negatif, juga bisa memberikan manfaat yang besar jika dilakukan pengolahan. 

Permasalahan muncul dengan jumlah santri yang banyak dan sampah terus menumpuk. Jika tidak segera ditanggulangi maka akan menyebabkan dampak negatif, seperti sumber penyakit dan menimbulkan pencemaran. 

Dalam menyelesaikan permasalahan ini, perlu dilakukan tindakan yang sesuai. Sampah organik dan sampah anorganik akan berbeda dalam perlakuannya. Sampah anorganik seperti plastik dan lainnya dapat diatasi dengan dibuat kerajinan tangan. Salah satu upaya untuk mengatasi sampah organik dapat dibuat biogas. Sampah organik tersebut ditambahkan air sesuai takaran kemudian dimasukkan ke fermentor-wadah yang digunakan untuk proses fermentasi. Banyak gas metana yang dihasilkan tergantung dari komposisi campuran dan sampah organik yang digunakan. Sisa dari hasil fermentasi tersebut masih bisa digunakan untuk pupuk karena kandungan kimianya yang bermanfaat untuk tanaman.

Memang pada umumnya biogas dibuat dari penguraian kotoran ternak, akan tetapi sampah organik dari sisa makanan juga dapat digunakan.

Biogas yang dihasilkan dimanfaatkan oleh  sebagai sumber energi pengganti listrik dan gas elpiji. Tujuan penggunaan teknologi sederhana ini adalah mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak dan sebagai aksi pengendalian pencemaran lingkungan.

Pembentukan biogas dari gas metan ini tidak terlepas dari peran bakteri MathanobacteriumMathanobacillusMethanosacaria, dan Methanococcus. 








LihatTutupKomentar